Penemuan Fosil Kepiting Tapal Kuda Yang Hidup Sebelum Dinosaurus

Spesimen fosil yang paling lengkap dan cukup matang diperkirakan mewakili kepiting tapal kuda Trias pertama yang ditemukan di Amerika Utara.


Vaderlimulus Tricki. Spesimen itu berasal dari sebuah wilayah di Grup Thaynes Olenekian dekat Paris, Idaho, Amerika Serikat. Kredit gambar: Museum Sejarah Alam dan Ilmu Pengetahuan Alam New Mexico.

Meskipun nama umum mereka, kepiting tapal kuda namun tidak benar-benar kepiting (krustasea), dan lebih dekat kaitannya dengan laba-laba dan kalajengking. Mereka hidup terutama di dalam dan sekitar perairan laut dangkal dengan pasir lembut atau berlumpur.

Hanya ada empat spesies kepiting tapal kuda yang hidup sampai sekarang, dan populasinya menurun. Kepiting tapal kuda modern sering dianggap 'livingfossils' karena telah menunjukkan sedikit perubahan nyata dalam penampilan fisik selama periode yang luas dan waktu geologis.

Catatan fosil hewan-hewan ini berasal dari 470 juta tahun yang lalu, namun fosil mereka pada umumnya langka. "Ketika fosil kepiting tapal kuda ditemukan, mereka seringkali baru mengenal sains," kata Dr. Lerner dan rekan penulisnya.

Gambaran penampakan dari kepiting tapal kuda

Dijuluki Vaderlimulus Tricki, fosil yang ditemukan merupakan genus baru dari spesies kepiting tapal kuda.

"Genus diberi nama Vaderlimulus karena perisai kepala binatang itu menyerupai helm yang dipakai oleh Darth Vader dari seri film the star wars," para peneliti menjelaskan.

"Vaderlimulus hidup di planet ini sekitar 245 juta tahun yang lalu pada masa Awal Trias. Dinosaurus dan mamalia baru saja memulai perkembangan evolusioner mereka selama Trias , tapi kepiting tapal kuda sudah kuno pada saat itu," kata ahli paleontologi.

Makhluk kuno itu berasal dari keluarga Austrolimulidae dan memiliki proporsi tubuh yang tidak biasa. "Anggota keluarga ini memperluas jangkauan ekologi mereka dari laut ke dalam air tawar selama Trias dan sering menunjukkan modifikasi tubuh yang memberi mereka penampilan aneh menurut standar modern, " kata Dr. Lerner dan rekannya.

Post a Comment